Manfaat, Contoh Program, dan Jenis Pelatihan Kerja

Tayang
25 Apr, 2024
Diperbarui
07 April 2025
Di tulis oleh:
Image Mekari Talenta
Ervina Lutfi
Di review oleh:
Mekari Talenta Expert Reviewer
Dolfie Waturandang

Apakah tujuan pelatihan bagi perusahaan? Apa manfaat pelatihan training kerja, tujuan training bagi karyawan? Temukan jawaban seputar pelatihan karyawan di Insight Talenta!

Pelatihan kerja berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

Dalam dunia kerja yang dinamis dan terus berkembang, pelatihan kerja menjadi salah satu elemen penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Pelatihan kerja bukan hanya tentang meningkatkan keterampilan teknis karyawan, tetapi juga bertujuan untuk memastikan bahwa tenaga kerja dapat beradaptasi dengan perubahan industri, meningkatkan produktivitas, serta mendukung perkembangan karier mereka.

Berbagai perusahaan menyelenggarakan program pelatihan bagi karyawan mereka sebagai bentuk investasi dalam sumber daya manusia (SDM). Program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan kerja, memperluas wawasan karyawan, dan memberikan pengetahuan yang relevan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Artikel ini akan mengulas secara rinci mengenai pengertian pelatihan kerja, tujuan, manfaat, serta berbagai program yang umum diterapkan dalam organisasi.

Apa Itu Pelatihan Kerja?

Menurut Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker), pelatihan kerja adalah kegiatan yang bertujuan untuk memberikan, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan tertentu.

Secara sederhana, pelatihan kerja adalah sebuah proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tenaga kerja sehingga mereka dapat bekerja lebih efisien dan efektif. Pelatihan ini juga mencakup aspek sikap dan etos kerja, yang sangat diperlukan dalam dunia profesional.

Di era industri 4.0 dan digitalisasi yang berkembang pesat, pelatihan kerja menjadi semakin krusial karena perusahaan harus terus beradaptasi dengan teknologi baru, tren bisnis, dan tuntutan pasar yang berubah dengan cepat.

Tujuan Pelatihan Kerja

Apakah Tujuan Pelatihan Bagi Perusahaan? Apa Manfaat Pelatihan Training Kerja, Juga Tujuan Training Bagi Karyawan?

Pelatihan kerja memiliki berbagai tujuan strategis yang dapat memberikan manfaat bagi perusahaan maupun karyawan. Berikut beberapa tujuan utama dari program pelatihan kerja:

1. Perbaikan Kinerja Karyawan

Pelatihan kerja bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kinerja karyawan yang mungkin mengalami penurunan akibat kurangnya keterampilan atau perubahan kebijakan perusahaan. Karyawan yang memiliki pemahaman lebih baik tentang tugas mereka cenderung bekerja lebih efisien dan menghasilkan kinerja yang lebih optimal.

Sebagai contoh, seorang staf administrasi yang diberikan pelatihan mengenai sistem manajemen dokumen digital akan lebih cepat dan akurat dalam menyusun laporan dibandingkan dengan mereka yang belum mendapatkan pelatihan.

2. Proses Menuju Karyawan Tetap

Pelatihan kerja juga sering digunakan sebagai metode evaluasi dalam proses probation atau masa percobaan sebelum seorang karyawan diangkat menjadi karyawan tetap. Perusahaan akan menilai apakah seorang karyawan dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja serta memenuhi ekspektasi yang ditetapkan.

Melalui pelatihan kerja, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan yang dipertahankan adalah mereka yang memiliki potensi dan komitmen tinggi terhadap perusahaan.

3. Pengenalan Teknologi Baru

Seiring berkembangnya teknologi, perusahaan harus terus memperbarui sistem operasional mereka. Pelatihan kerja memungkinkan karyawan untuk memahami dan menguasai teknologi baru yang diterapkan dalam pekerjaan mereka.

Sebagai contoh, di sektor perbankan, penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan big data telah mengubah cara layanan pelanggan dilakukan. Oleh karena itu, karyawan di bidang ini perlu mendapatkan pelatihan dalam penggunaan teknologi tersebut agar dapat bekerja lebih efektif.

4. Membantu Memecahkan Masalah Operasional

Pelatihan kerja juga bertujuan untuk memberikan solusi terhadap berbagai kendala operasional yang terjadi dalam perusahaan. Karyawan yang terlatih akan lebih mampu menghadapi tantangan pekerjaan dan menemukan solusi atas permasalahan yang muncul.

Misalnya, dalam industri manufaktur, pelatihan keselamatan kerja dapat mengurangi jumlah kecelakaan kerja, sehingga meningkatkan efisiensi produksi dan keselamatan pekerja.

5. Persiapan untuk Promosi Jabatan

Pelatihan kerja sering digunakan sebagai bagian dari strategi pengembangan karier karyawan. Dengan memberikan pelatihan yang relevan, perusahaan dapat mempersiapkan karyawan untuk menempati posisi yang lebih tinggi.

Misalnya, seorang supervisor yang mengikuti pelatihan kepemimpinan dan manajemen tim akan lebih siap untuk dipromosikan menjadi manajer di masa depan.

6. Pengembangan Pengetahuan (Knowledge)

Melalui pelatihan kerja, karyawan akan mendapatkan wawasan baru yang relevan dengan pekerjaan mereka. Pelatihan ini dapat mencakup berbagai aspek seperti tren industri, kebijakan perusahaan, hingga regulasi ketenagakerjaan yang harus dipatuhi.

7. Peningkatan Kemampuan (Skill)

Selain pengetahuan teoritis, pelatihan kerja juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis dan praktis karyawan. Misalnya, dalam industri kreatif, pelatihan mengenai desain grafis atau pemasaran digital dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerja.

8. Pengembangan Sikap (Attitude)

Pelatihan kerja tidak hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga tentang pengembangan sikap profesional. Karyawan yang telah mengikuti pelatihan diharapkan memiliki etos kerja yang lebih baik, lebih disiplin, dan lebih termotivasi dalam menjalankan tugas mereka.

Baca Juga: Apa Pentingnya Training Time Management Bagi Perusahaan?

Manfaat Pelatihan Kerja

Dampak Apabila Perusahaan Tidak Melakukan Pelatihan Kerja Karyawan

Pelatihan kerja memberikan berbagai manfaat bagi semua pihak yang terlibat, mulai dari perusahaan, manajer, hingga karyawan. Berikut adalah manfaat utama dari pelatihan kerja:

1. Manfaat bagi Perusahaan

Pelatihan kerja yang dirancang dengan baik memberikan dampak positif bagi keberlanjutan bisnis perusahaan. Beberapa manfaat utama bagi perusahaan meliputi:

a. Meningkatkan Keterampilan dan Keahlian Tenaga Kerja

Dengan pelatihan yang tepat, perusahaan dapat memiliki tenaga kerja yang lebih kompeten dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Ini membantu perusahaan tetap kompetitif di industri yang terus berkembang.

b. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Operasional

Karyawan yang telah mendapatkan pelatihan bekerja lebih cepat dan lebih akurat dalam menyelesaikan tugasnya, mengurangi kemungkinan kesalahan serta meningkatkan efisiensi operasional.

c. Meningkatkan Produktivitas

Produktivitas tenaga kerja yang tinggi menjadi salah satu faktor utama dalam pertumbuhan perusahaan. Dengan pelatihan yang tepat, karyawan dapat meningkatkan kinerja mereka secara signifikan.

d. Mengurangi Biaya Akibat Kesalahan dan Waktu Terbuang

Kesalahan dalam pekerjaan dapat menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan. Pelatihan kerja membantu mengurangi tingkat kesalahan yang dilakukan oleh karyawan, sehingga dapat menghemat biaya operasional.

e. Meningkatkan Mutu Hasil Kerja

Karyawan yang terlatih cenderung menghasilkan pekerjaan dengan kualitas yang lebih baik, yang berdampak langsung pada kepuasan pelanggan serta reputasi perusahaan.

f. Meningkatkan Penjualan dan Profitabilitas

Pelatihan dalam bidang pemasaran dan layanan pelanggan dapat membantu meningkatkan penjualan, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan profit perusahaan.

2. Manfaat bagi Manajer

Manajer memiliki peran penting dalam mengarahkan dan mengembangkan tim mereka. Berikut adalah manfaat pelatihan kerja bagi manajer:

a. Memiliki Tim yang Terampil dan Mandiri

Pelatihan kerja membantu membangun tim yang lebih kompeten dan mampu menyelesaikan tugas secara mandiri tanpa terlalu banyak pengawasan dari manajer.

b. Dapat Mendelegasikan Tugas dengan Lebih Baik

Manajer dapat lebih mudah mendelegasikan tugas kepada karyawan yang telah terlatih, memungkinkan mereka untuk fokus pada strategi dan pengambilan keputusan penting.

c. Mengurangi Beban Pekerjaan

Dengan memiliki tim yang kompeten, manajer tidak perlu menangani tugas-tugas teknis secara langsung, sehingga mereka dapat lebih fokus pada pengembangan strategi bisnis.

d. Meningkatkan Kesuksesan Tim dan Departemen

Tim yang terlatih dengan baik akan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai visi dan misi perusahaan, serta bekerja lebih efektif dalam mencapai target perusahaan.

e. Menunjang Kenaikan Karier Manajer

Seorang manajer yang berhasil mengelola tim dengan baik dan meningkatkan produktivitas timnya akan lebih berpeluang mendapatkan promosi ke jenjang karier yang lebih tinggi.

3. Manfaat bagi Karyawan

Karyawan juga mendapatkan manfaat langsung dari pelatihan kerja, baik dalam hal pengembangan keterampilan maupun dalam membangun karier mereka.

a. Menambah Pengetahuan dan Keterampilan

Pelatihan kerja memberikan ilmu dan keterampilan baru yang dapat diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari, membantu karyawan menjadi lebih produktif dan profesional.

b. Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Karyawan yang memiliki keterampilan yang lebih baik cenderung lebih percaya diri dalam menjalankan tugas mereka, yang berkontribusi pada kepuasan kerja dan peningkatan performa.

c. Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Kerja

Perusahaan yang memberikan pelatihan kepada karyawan menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap pengembangan karier karyawan, yang berdampak positif terhadap loyalitas karyawan terhadap perusahaan.

d. Mempermudah Adaptasi terhadap Perubahan

Dalam dunia kerja yang terus berkembang, karyawan harus mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi dan kebijakan perusahaan. Pelatihan kerja membantu mereka menghadapi perubahan ini dengan lebih mudah.

e. Memahami Pekerjaan dan Budaya Perusahaan

Pelatihan kerja membantu karyawan memahami visi, misi, dan nilai perusahaan, sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan budaya perusahaan yang telah ditetapkan.

Baca juga : 3 Pelatihan Wajib Untuk Meningkatkan Skill Karyawan Millennial

Jenis-Jenis Pelatihan Karyawan

Setiap perusahaan memiliki kebutuhan pelatihan yang berbeda, tergantung pada industri dan posisi karyawan. Berikut adalah beberapa jenis pelatihan yang umum diterapkan dalam perusahaan:

1. Onboarding Training: Membangun Fondasi Karyawan Baru dengan Pendekatan Holistik

Konsep dan Tujuan

Onboarding training adalah proses sistematis untuk mengintegrasikan karyawan baru ke dalam budaya, nilai, dan operasional perusahaan. Berbeda dengan orientasi konvensional yang hanya fokus pada administrasi, onboarding modern dirancang untuk mengurangi turnover dini (34% karyawan keluar dalam 6 bulan pertama menurut Gallup, 2023) melalui pendekatan empat pilar:

  1. Sosialisasi Budaya: Memahami nilai inti, etos kerja, dan norma perilaku.
  2. Penguasaan Teknis: Pelatihan alat kerja dan sistem internal.
  3. Pembangunan Jaringan: Memperkenalkan kolega, atasan, dan mentor.
  4. Penjajaran Ekspektasi: Menyelaraskan tujuan individu dengan visi perusahaan.

Tahapan Implementasi

  • Pra-Kedatangan (H-7): Mengirim paket selamat datang termasuk employee handbook digital dan video sambutan CEO.
  • Hari Pertama: Tur virtual menggunakan VR untuk kantor hybrid, sesi ice-breaking dengan tim.
  • Minggu 1-4: Program buddy system dengan karyawan senior, kelas microlearning tentang produk/jasa.
  • Bulan 3: Evaluasi melalui 360-degree feedback dan penyusunan rencana pengembangan individu.

Studi Kasus: PT Finansia Tech Jakarta

Perusahaan fintech ini mengurangi time-to-productivity dari 8 menjadi 5 minggu dengan metode:

  • Gamifikasi Onboarding: Kuis AR tentang sejarah perusahaan dengan hadiah poin redeemable.
  • Simulasi Kasus: Role-play penanganan komplain nasabah menggunakan AI chatbot.
  • Mentor Matching: Algoritma pencocokan berdasarkan kepribadian Myers-Briggs.
    Hasil: 92% karyawan baru merasa siap berkontribusi pada bulan kedua (survei internal 2023).

2. Technical Skill Training: Penguasaan Kompetensi Spesifik Berbasis Industri 4.0

Model Pelatihan Mutakhir

Pelatihan teknis kini mengadopsi konsep adaptive learning dengan teknologi:

  • Digital Twin: Simulasi mesin pabrik berbasis IoT untuk pelatihan operator.
  • VR Certification: Uji kompetensi welding di lingkungan virtual dengan sensor haptic.
  • Micro-Credential: Sertifikasi modular dari platform Coursera/LinkedIn Learning.

Kerangka Kompetensi

Contoh untuk posisi Data Analyst:

Level Keterampilan Metode Pelatihan
Dasar SQL, Excel E-learning + sandbox database
Menengah Python, Tableau Bootcamp intensif 1 minggu
Lanjut Machine Learning Project-based learning dengan data riil

 

Studi Kasus: Garuda Manufacturing Surabaya

Perusahaan otomotif ini menghadapi kesalahan produksi 15% akibat human error pada mesin CNC. Solusi:

  • Pelatihan 3 tahap menggunakan augmented reality manual yang memproyeksikan panduan perbaikan langsung di mesin.
  • Sistem wearable tech dengan smart glasses untuk merekam prosedur kerja.
    Hasil setelah 6 bulan:
  • Penurunan defect rate ke 4%
  • Peningkatan kecepatan troubleshooting 40%

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3): Dari Compliance Menuju Culture

Inovasi Pelatihan K3 Digital

  • VR Hazard Simulation: Immersive experience kecelakaan kerja di ketinggian/ruang terbatas.
  • AI-Powered Risk Assessment: Analisis pola kecelakaan historis untuk modul pelatihan prediktif.
  • Gamifikasi SOP: Permainan mobile dengan skenario evakuasi darurat.

Hierarki Kontrol Risiko

Pelatihan K3 modern mengintegrasikan model NIOSH:

  1. Eliminasi (Virtual reality untuk identifikasi bahaya)
  2. Substitusi (Pelatihan handling bahan kimia dengan simulator)
  3. Rekayasa Teknis (AR untuk inspeksi mesin)
  4. Administratif (Digital checklist)
  5. APD (Smart PPE dengan sensor biometric)

Studi Kasus: Pembangkit Listrik Tenaga Uap Jawa Timur

Mengimplementasikan:

  • Digital Twin Plant: Replika digital pembangkit untuk pelatihan situasi kritis seperti kebocoran gas.
  • Wearable Safety Tech: Helm dengan sensor EEG untuk deteksi kelelahan operator.
  • Blockchain Certification: Sertifikasi K3 yang terintegrasi dengan database pemerintah.
    Hasil: 0 kecelakaan kerja selama 18 bulan berturut-turut.

4. Team Training: Membangun Tim High-Performance melalui Neuroscience

Metode Berbasis Neurosains

  • Neurofeedback Training: Menggunakan headset EEG untuk mengukur sinkronisasi otak tim selama simulasi proyek.
  • Psychometric Alignment: Pemetaan tipe kepribadian Enneagram untuk optimasi peran.
  • Collective Intelligence Index: Metrik pengukuran kapasitas tim dalam memecahkan masalah kompleks.

Framework Pengembangan

Model “GRPI” (Goals, Roles, Processes, Interpersonal):

  1. Goal Setting: Workshop OKR dengan design thinking
  2. Role Clarity: Job sculpting berbasis kekuatan individu
  3. Process Mapping: Pelatihan agile methodology
  4. Interpersonal Dynamics: Emotional intelligence bootcamp

Studi Kasus: Tim R&D PT Biofarmaka

Masalah: Konflik internal menghambat progres inovasi produk.

Intervensi:

  • Social Network Analysis: Pemetaan pola komunikasi menggunakan data email/chat.
  • War Game Simulation: Kompetisi tim dalam skenario krisis pasokan bahan baku.
  • Psychedelic-Assisted Training (legal): Microdosing psilosibin untuk meningkatkan kreativitas kolaboratif.
    Hasil setelah 1 tahun:
  • Peningkatan paten terdaftar 220%
  • Skor keterlibatan tim (Gallup Q12) naik dari 3.2 ke 4.6

5. Leadership Training: Membentuk Pemimpin Transformasional di Era Disrupsi

Kompetensi Kepemimpinan 2030

Berdasarkan riset McKinsey, 6 kompetensi kunci:

  1. Quantum Thinking: Kemampuan navigasi dalam ketidakpastian
  2. Eco-Centric Leadership: Pengambilan keputusan berkelanjutan
  3. Digital Fluency: Mastery atas AI dan teknologi eksponensial
  4. Cultural Dexterity: Kepemimpinan lintas generasi & budaya
  5. Ethical Courage: Integritas di era transparansi digital
  6. Empathic Intelligence: Kepekaan sosial-emosional

Metode Pelatihan Inovatif

  • AI Leadership Coach: Chatbot NLP untuk analisis pola keputusan
  • Metaverse Board Simulation: Rapat direksi virtual dengan avatar
  • Biometric Feedback: Sensor wearable untuk latihan manajemen stres

Studi Kasus: Bank Nasional Indonesia

Program NextGen Leaders dengan komponen:

  • Shadow Board: Tim millennial memberi masukan ke direksi
  • Crisis Simulation: Manajemen krisis keuangan global di platform Mursion VR
  • Sustainability Challenge: Kompetisi reduksi emisi karbon antar cabang
    Hasil: 78% peserta promosi ke posisi strategis dalam 2 tahun.

6. Communication Training: Menguasai Seni Kolaborasi Digital

Kompetensi Komunikasi 4.0

  1. Transmedia Storytelling: Menyusun narasi efektif di multi-platform
  2. Neuro-Linguistic Programming: Teknik persuasi berbasis pola pikir
  3. Digital Body Language: Analisis komunikasi asinkron (email/chat)
  4. Cultural Code Switching: Adaptasi gaya komunikasi lintas budaya

Teknologi Pelatihan

  • Emotion AI: Analisis ekspresi wajah selama presentasi virtual
  • Zoom Analytics: Feedback durasi bicara, interupsi, dan partisipasi
  • Writing Assistant AI: Tools seperti Grammarly untuk pelatihan dokumen bisnis

Studi Kasus: Rumah Sakit Premier Surabaya

Masalah: 45% kesalahan medis akibat komunikasi tim yang buruk.

Solusi:

  • Pelatihan SBAR (Situation-Background-Assessment-Recommendation) dengan simulator pasien virtual.
  • Implementasi secure messaging app dengan algoritma prioritas darurat.
  • Workshop non-violent communication untuk tim multidisiplin.
    Hasil: Penurunan 62% medical errors terkait komunikasi dalam 1 tahun.

7. Information Security Training: Dari Awareness Menuju Cyber Resilience

Kurikulum Pelatihan Siber Mutakhir

Tingkatan berdasarkan NIST Framework:

  1. Identify: Pelatihan asset mapping & risk assessment
  2. Protect: Workshop enkripsi data & IAM (Identity Access Management)
  3. Detect: Simulasi serikan menggunakan platform seperti RangeForce
  4. Respond: Crisis management drill ransomware attack
  5. Recover: Pelatihan BCDR (Business Continuity Disaster Recovery)

Teknologi Immersive

  • Phishing Simulator: Email/SMS fake attack dengan analisis perilaku
  • Cyber Range: Lab virtual untuk latihan ethical hacking
  • Digital Forensics Game: Puzzle investigasi kebocoran data

Studi Kasus: E-Commerce Tokomall

Setelah serikan data 2 juta pengguna:

  • Implementasi program Cybersecurity Ninja:
    • Bulanan: Simulasi phishing via platform AwareGO
    • Triwulan: CTF (Capture The Flag) competition internal
    • Semesteran: Sertifikasi CISSP bagi tim IT
      Hasil: 0 insiden kebocoran data selama 2 tahun pasca pelatihan.

8. Sales & Customer Service Training: Membangun Customer Centricity di Ekosistem Omnichannel

Kompetensi Penjualan 4.0

  1. Predictive Selling: Analisis data pelanggan dengan AI
  2. Virtual Selling: Presentasi produk di metaverse
  3. Neuroscience Persuasion: Teknik mempengaruhi berdasarkan fMRI study
  4. Empathy Engineering: Desain pengalaman pelanggan hiper-personalisasi

Teknologi Pelatihan

  • Conversation Intelligence: Analisis percakapan sales call dengan AI
  • VR Customer Avatar: Simulasi interaksi dengan persona pelanggan berbeda
  • Gamifikasi KPI: Leaderboard real-time pencapaian sales

Studi Kasus: TelcoVision Provider

Implementasi:

  • Pelatihan neuroselling dengan headset EEG untuk mengukur resonansi emosi pelanggan
  • Mixed Reality Product Demo: Pelanggan virtual mencoba fitur layanan 5G
  • Sentiment Analysis Drill: Latihan merespons ulasan negatif di media sosial
    Hasil:
  • Peningkatan NPS (Net Promoter Score) dari 35 ke 68
  • Pertumbuhan revenue kuartalan 22%

9. Technology & System Training: Akselerasi Adaptasi Digital melalui Human-Centric Design

Prinsip Andragogi Teknologi

  1. Just-in-Time Learning: Modul mikro saat diperlukan (contoh: pop-up tutorial di ERP)
  2. Error-Driven Learning: Biarkan kesalahan terjadi di lingkungan simulasi
  3. Social Learning: Forum diskusi internal dengan sistem reputasi
  4. Cognitive Apprenticeship: Pair programming IT-user

Teknik Implementasi

  • Digital Adoption Platform (DAP): WalkMe untuk panduan kontekstual dalam aplikasi
  • Learning Experience Platform (LXP): Degreed untuk jalur belajar personalisasi
  • AI Coach: Chatbot yang menjawab pertanyaan teknis real-time

Studi Kasus: LogistikIndo Express

Migrasi ke sistem manajemen gudang otomatis:

  • Pelatihan menggunakan mixed reality: Petugas memindai barcode via HoloLens
  • Digital Twin Warehouse: Simulasi operasional skala penuh
  • Gamifikasi SOP: Poin untuk akurasi inventaris
    Hasil:
  • Pengurangan kesalahan pengiriman 95%
  • Adopsi sistem 3x lebih cepat dari proyeksi

Note: Beberapa program terbaik bisa Anda berikan untuk memfasilitasi karyawan baru sehingga dapat bekerja dengan lebih efektif. Baca artikel Tahapan Pelatihan Karyawan Perusahaan, Pahami dan Praktekkan Segera!

Dampak Apabila Perusahaan Tidak Melakukan Pelatihan Kerja Karyawan

Berikut merupakan dampak yang mungkin akan timbul jika perusahaan memilih untuk tidak melakukan training kerja karyawan:

  1. Karyawan sering melakukan kesalahan dalam melakukan pekerjaannya.
  2. Hasil kerja karyawan tidak memenuhi standar kerja perusahaan.
  3. Timbul rasa tidak puas karyawan dan perusahaan yang berakibat saling menjelek-jelekkan.
  4. Kurangnya pengetahuan dalam menggunakan teknologi di perusahaan.
  5. Produktivitas kerja cenderung konstan, atau bahkan menurun.
  6. Loyalitas terhadap perusahaan cenderung rendah.

Dari penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa pelatihan atau training kerja merupakan suatu proses yang sangat penting dalam menyediakan tenaga kerja yang kompeten untuk memenuhi kebutuhan standar produksi. Tentunya akan berdampak positif pada kinerja perusahaan apabila memiliki tenaga kerja yang kompeten.

Selain itu, bagi karyawan yang memiliki kinerja baik hal itu bisa menjadi nilai positif tersendiri yang bisa dicatat dengan menggunakan aplikasi penilaian kinerja karyawan dari Mekari Talenta.

Sayangnya, masih banyak perusahaan yang belum serius menyelenggarakan pelatihan yang efektif Banyak Divisi HR yang umumnya bertanggung jawab tentang proses perekrutan hingga pelatihan karyawan lebih menghabiskan waktunya untuk menangani dokumen cuti, rekapitulasi absensi, dan menghitung lembur serta gaji karyawan dengan Excel spreadsheet.

Padahal tugas rutin bulanan hingga persiapan proses pelatihan karyawan yang efektif, saat ini tak harus dikerjakan secara manual. Sebagai tim HR, Anda bisa menggunakan layanan Mekari Talenta sebagai solusi digital untuk pengelolaan administrasi karyawan dan persiapan pelatihan kerja yang efektif bagi perusahaan Anda.

Mekari Talenta memiliki fitur Administrasi HR untuk melakukan proses pelatihan kerja dari awal karyawan masuk ke perusahaan. Tahapan pelatihan training kerja di layanan Talenta juga dapat disesuaikan dengan regulasi yang berlaku di perusahaan.

Tak hanya itu, Mekari Talenta juga menyediakan berbagai fitur seperti payroll, perhitungan PPh pasal 21, THR, BPJS, reimbursement, pengajuan cuti, lembur, hingga absensi secara online.

Dengan sistem payroll perusahaan berbasis cloud, pengelolaan administrasi karyawan dengan Mekari Talenta dapat terintergrasi otomatis dengan sistem perusahaan sehingga bisa diselesaikan secara cepat dan akurat.

Layanan software payroll terbaik milik Mekari Talenta membantu tim HR agar dapat lebih fokus pada tugas yang lebih esensial. Tentu saja anda bisa coba gratis aplikasi HRIS Talenta sekarang dengan klik disini.

Seberapa bermanfaat postingan ini untuk Anda?

Beri penilaian Anda dengan bintang di bawah ini!

Rating rata-rata / 5. Jumlah Voting:

Belum ada penilaian sejauh ini! Jadilah yang pertama menilai artikel ini.

Image
Ervina Lutfi Penulis
Seorang product manager berpengalaman, juga kontributor yang rutin memproduksi tulisan seputar HR, bisnis, dan pemasaran dengan pembahasan teliti, terstruktur, serta mudah dipahami.
Image Mekari Talenta
Dolfie Waturandang, S.E, CT.BNSP

Dolfie adalah Learning & Development manager di Midplaza Holding. Ia memiliki sertifikasi BNSP sebagai trainer dan 12 tahun pengalaman kerja sebelumnya di industri ritel.

WhatsApp Hubungi sales