Tren Industri manufaktur terbaru sepertinya akan menjadi tahun klimaks bagi industri 4.0. Dimana jika industri 3.0 hanya mengandalkan komputasi, industri 4.0 tidak hanya berbicara tentang komputer, namun juga internet dan renewal technology.
Disrupsi internet dan teknologi terbarukan tidak dapat dihindari oleh industri manufaktur. Pada industri 4.0, manufaktur tidak hanya berfokus pada proses namun juga bagaimana perusahaan dapat menciptakan suatu sistem atau model bisnis baru sehingga bukan hanya kualitas dan kuantitas saja, tapi bagaimana perusahaan dapat menjadi lebih cepat dan produktif sehingga mampu bertahan pada persaingan pasar.
Lantas apa saja yang akan menjadi tren industri manufaktur terbaru? Bagaimana Tren-tren ini akan mempengaruhi proses bisnis bahkan perubahan arah manufaktur di tahun-tahun mendatang?
1. Investasi Akan Banyak Berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance)
Konsep ESG dalam Industri Manufaktur
ESG (Environmental, Social, and Governance) adalah standar operasional perusahaan yang semakin menjadi prioritas bagi investor dan pemangku kepentingan. Menurut Investopedia, ESG digunakan oleh investor untuk menyaring perusahaan yang memiliki kinerja operasional berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan serta sosial.
Komponen utama ESG dalam industri manufaktur mencakup:
- Lingkungan (Environmental):Â Menekankan efisiensi energi, pengurangan emisi karbon, serta penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan.
- Sosial (Social):Â Menyangkut kesejahteraan tenaga kerja, hubungan dengan komunitas, serta hak asasi manusia dalam operasional bisnis.
- Tata Kelola (Governance):Â Melibatkan transparansi kepemimpinan, kebijakan gaji eksekutif, serta akuntabilitas terhadap pemegang saham.
Dampak ESG terhadap Manufaktur
Kriteria ESG kini menjadi penentu utama daya saing perusahaan, karena banyak investor yang lebih tertarik menanamkan modal pada bisnis yang memiliki praktik berkelanjutan. Dengan mengadopsi ESG, perusahaan manufaktur dapat memperoleh kepercayaan pelanggan, meningkatkan efisiensi operasional, serta menarik lebih banyak investor.
Baca Juga: 9 Tantangan Utama HR di Industri Manufaktur dan Solusinya
2. Model B-2-B-2-C Siap Gantikan Basic Commerce Model
Manufaktur kini tidak lagi menjadi supplier atau business to business saja, namun akan lebih kompleks dan luas. Di tahun ini, banyak perusahaan manufaktur yang akan bermigrasi pada ceruk aftersales.
Hal ini bahkan ditegaskan melalui penelitian IFS, perusahaan konsultasi IT di Amerika Serikat yang dilakukan pada tahun 2018 bahwa, 62% perusahaan manufaktur di seluruh dunia sudah bergerak dalam keterlibatan after sales baik melalui suku cadang hingga kontrak layanan penuh. After sales kini menjadi fokus perusahaan manufaktur daripada kuantitas produksi Juga IFS menyatakan nanti perusahaan manufaktur akan lebih berfokus pada pelayanan.
Motivasi perusahaan manufaktur akan lebih berfokus pada pelayanan dan after sales adalah kemungkinan terjadinya faktor penghambat produksi seperti wabah, bencana alam, dan juga keterbatasan sumber daya produksi.
Selain itu model B-2-B-2-C ini dipicu juga oleh adanya internet of things dan juga penerapan teknologi yang lebih maju yang memungkinkan adanya komunikasi langsung dengan konsumen akhir.
3. Ketidakstabilan Rantai Pasok dan Strategi Adaptasi
Tantangan dalam Supply Chain
Ketidakstabilan rantai pasok masih menjadi tantangan utama bagi industri manufaktur. Perusahaan menghadapi berbagai hambatan seperti:
- Keterlambatan pengiriman bahan baku
- Lonjakan biaya transportasi dan logistik
- Ketergantungan pada pemasok tertentu
- Gangguan transportasi global, seperti kemacetan di pelabuhan dan kekurangan pengemudi truk
Strategi Menghadapi Ketidakstabilan Rantai Pasok
Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan manufaktur harus mengadopsi strategi berikut:
- Diversifikasi pemasok:Â Tidak bergantung pada satu pemasok untuk menghindari risiko keterlambatan.
- Manajemen stok yang lebih fleksibel:Â Menyimpan stok cadangan guna menghindari gangguan produksi akibat keterlambatan pasokan.
- Menggunakan teknologi digital dan ERP: Mengotomatiskan proses supply chain dengan analisis data real-time guna meningkatkan efisiensi distribusi dan manajemen persediaan.
Penerapan sistem manajemen rantai pasok berbasis digital dapat membantu perusahaan mengurangi dampak ketidakstabilan pasokan serta meningkatkan keandalan dalam memenuhi permintaan pasar.
Baca Juga : Keuntungan Menggunakan Aplikasi Software Attendance Management
3. Kekurangan Tenaga Kerja di Sektor Manufaktur
Tren Penurunan Tenaga Kerja
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi industri manufaktur adalah kurangnya tenaga kerja terampil. Deloitte memperkirakan bahwa akan ada 2,1 juta lowongan pekerjaan yang tidak terisi dalam sektor manufaktur pada tahun 2030, akibat kurangnya tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus.
Strategi Mengatasi Kekurangan Tenaga Kerja
Perusahaan manufaktur harus mengambil langkah proaktif untuk mengatasi masalah ini dengan:
- Melakukan reskilling dan upskilling:Â Memberikan pelatihan kepada tenaga kerja untuk meningkatkan keterampilan teknis dan digital mereka.
- Membangun brand sebagai tempat kerja yang menarik:Â Menawarkan lingkungan kerja yang lebih fleksibel dan inovatif untuk menarik talenta muda.
- Memanfaatkan tenaga kerja global:Â Memperluas pencarian tenaga kerja hingga ke luar negeri melalui program kerja remote dan kolaborasi global.
Dengan strategi ini, perusahaan dapat mempertahankan tenaga kerja yang berkualitas dan memastikan produktivitas tetap terjaga.
Baca Juga : Bagaimana Proses Rekrutmen Pada Industri Manufaktur?
4. Berkembangnya Transformasi ke Pabrik Pintar (Smart Factory)
Konsep Smart Factory dalam Manufaktur
Pabrik pintar atau smart factory adalah model manufaktur yang mengadopsi teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Teknologi yang diterapkan di pabrik pintar meliputi:
- Robotika dan otomatisasi:Â Mengurangi beban kerja manual serta meningkatkan akurasi produksi.
- Machine learning:Â Menganalisis data produksi untuk mengoptimalkan efisiensi.
- Industrial Internet of Things (IIoT):Â Menghubungkan berbagai perangkat dan mesin dalam satu sistem yang terintegrasi.
Keuntungan Penerapan Smart Factory
- Meningkatkan efisiensi operasional
- Mengurangi downtime produksi
- Mengoptimalkan pemeliharaan peralatan melalui predictive maintenance
- Mempercepat waktu produksi dan distribusi produk ke pasar
Dengan investasi pada pabrik pintar, industri manufaktur dapat mengoptimalkan produksi dan meningkatkan daya saing global.
Baca Juga : 7 Aplikasi Absensi Online GPS Terbaik untuk Perusahaan Anda
5. Teknologi AI Siap Dobrak Produktivitas
Jika berbicara AI atau artificial intelligence maka juga berbicara tentang produktivitas. AI adalah program otomasi yang digerakkan dengan kecerdasan yang telah terprogram.
Berbeda dengan mesin yang hanya dapat melakukan tugas dengan algoritma yang sama dan perlu dioperasikan secara manual, AI diciptakan untuk membaca data dan algoritma yang berubah-ubah dan mampu beradaptasi dengan kondisi.
IndustryWeek dalam laporannya menyebutkan bahwa penggunaan AI dapat meningkatkan produktivitas hingga 20%. Mckinsey juga melanjutkan, penggunaan AI dan machine learning dapat melakukan maintenance tracking sehingga dapat mengefisiensi anggaran biaya maintenance 20% hingga 50%, 20% durasi penyusutan, dan juga 25% biaya inspeksi alat.
Penggunaan AI juga menjadi alasan kenapa perusahan manufaktur saat ini lebih memfokuskan diri pada aftermarket dibanding dengan kuantitas produksi. Penggunaan AI memungkinkan adanya personalized marketing sehingga konsumen tidak bingung untuk mencari apa yang mereka mau dan lebih memudahkan konsumen berinteraksi dan mendorong perilaku konversi.
Itulah beberapa tren industri manufaktur terbaru yang rata-rata adalah melakukan transformasi digital dengan menggunakan teknologi dalam proses bisnisnya. Sebagai pelaku industri manufaktur yang akan menghadapi era industri 4.0 menjadi sebuah kewajiban untuk menerapkan tren teknologi manufaktur di tahun-tahun mendatang.
Selain dapat menciptakan percepatan produksi, Anda juga dapat membuka peluang bisnis baru seperti aftermarket.
Baca Juga: Tren HR Industri Manufaktur, AI Bukanlah Ancaman
6. Cybersecurity Akan Semakin Penting dalam Industri Manufaktur
Ancaman Serangan Siber
Dalam beberapa tahun terakhir, serangan siber semakin meningkat, terutama dalam industri manufaktur yang mengandalkan sistem digital. Ancaman seperti ransomware, pencurian data, dan serangan terhadap sistem operasi produksi dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.
Strategi Meningkatkan Keamanan Siber
- Menggunakan sistem keamanan berlapis:Â Meliputi firewall, enkripsi data, serta autentikasi multi-faktor.
- Pelatihan karyawan mengenai keamanan siber:Â Mencegah serangan dari dalam akibat kelalaian pengguna.
- Mengadopsi sistem monitoring real-time:Â Memantau aktivitas mencurigakan dan mencegah potensi ancaman sejak dini.
Cybersecurity bukan hanya tentang melindungi data perusahaan, tetapi juga menjaga keberlanjutan operasional dan kepercayaan pelanggan.
Baca Juga: Cara Mengatasi Tantangan Perusahaan Manufaktur di Indonesia
Gunakan Mekari Talenta Untuk Kelola Karyawan Dengan Lebih Baik Pada Industri Manufaktur Anda
Langkah awal dalam penerapan dalam bertransformasi digital adalah penggunaan teknologi pada setiap unit usaha. Unit personalia adalah salah satunya yang akan banyak terbantu dengan transformasi digital ini.
Transformasi digital bukan hanya peralihan alat namun juga penanaman budaya digital pada SDM-nya. Salah satu bentuk bentuk penanaman budaya digital pada SDM adalah pengelolaan menggunakan software ERP atau HR.
Mekari Talenta, salah satu software HR terbaik saat ini dapat memenuhi setiap kebutuhan personalia industri manufaktur. Selain mempermudah pengolahan database karyawan, Mekari Talenta dapat mengatur absensi kehadiran dan juga payroll yang terintegrasi dengan perhitungan pajak pph pasal 21 dan elemen lainnya.
Anda dapat mencoba Mekari Talenta dengan gratis sebelum membelinya di sini.