Anda pasti pernah mendengar tes koran. Ya, tes yang memiliki nama lain tes Pauli ini adalah salah satu contoh dari berbagai proses asesmen atau aptitude test.
Tes Pauli sendiri memang terbilang cukup sederhana. Peserta cukup menghitung susunan deret angka.
Namun dibalik kesederhanaannya, tes Pauli ini cukup menguras tenaga, waktu, dan emosi tentunya.
Lalu, apa itu tes pauli? Apa tujuannya dan bagaimana contoh mengerjakan tes Pauli? Simak selengkapnya melalui artikel Mekari Talenta ini, ya!
Pengertian Tes Pauli
Tes Pauli adalah salah satu alat tes psikologi berupa lembar kertas besar berisi deret angka yang disusun secara vertikal di atas kertas yang besar. Tidak heran jika tes ini sering disebut dengan tes koran.
Peserta nantinya diminta untuk menghitung setiap deret angka dan menuliskan jawaban di antara deret angka tadi dalam kurun waktu tertentu.
Tes Pauli sendiri lahir dari seorang psikolog sekaligus ahli fisiologi asal Jerman bernama Richard Pauli.
Tesnya ini kali pertama dikemukakan melalui bukunya yang berjudul Psychologisches Praktikum yang diterbitkan pada tahun 1919.
Tes Pauli sendiri merupakan tes psikologi eksperimental untuk mengetahui gaya bekerja seseorang dengan melihat kecepatan, ketahanan, ketelitian dan juga kedisiplinan
Perbedaan Tes Pauli dan Tes Kraepelin
Melalui beberapa catatan, Richard Pauli sendiri membuat metode tesnya didasari atas penyempurnaan tes Kraepelin.
Meski begitu, keduanya sama-sama menggunakan format deret angka acak. Kemudian masing-masing angka tadi dijumlahkan.
Sehingga meski terlihat mirip, keduanya memiliki metode yang berbeda. Lantas apa saja perbedaanya?
Metode pengerjaan
Metode pengerjaan tes Pauli adalah dengan memberikan tanda garis pada lembar kerja ketika diberi aba-aba.
Sementara pada tes Kraepelin, aba-abanya adalah berhenti mengerjakan soal dan berpindah ke baris deret angka berikutnya.
Perbedaan lainnya adalah pengerjaan tes Pauli dimulai dari bagian lembar kiri atas. Sementara tes Kraepelin dimulai dari kiri bawah.
Lembar soal
Tes Kraepelin hanya memiliki satu lembar soal dengan kertas berukuran A4. Sedangkan lembar soal tes Pauli memiliki ukuran yang lebih besar. Selain itu, pada tes Pauli peserta diizinkan untuk menambah kertas.
Waktu pengerjaan
Waktu pengerjaan tes Pauli dilakukan selama 60 menit dengan waktu pengerjaan tiap aba-aba sekitar 3 menit. Sedangkan tes Kraepelin dilakukan dalam waktu yang lebih singkat yaitu 10-30 menit.
Contoh Tes Pauli Yang Bisa Digunakan HR
Gambar di atas adalah contoh dari tes Pauli yang bisa digunakan oleh HR sebagai sarana psikotes.
Soal tes Pauli sendiri terdiri dari deret angka acak dengan jumlah 30-40 baris ke samping dan 50-60 baris ke bawah.
Selain itu di bagian paling atas baris angka umumnya terdapat angka romawi yang menandakan nomor baris.
Soal tes Pauli sendiri juga umumnya menggunakan kertas tipis yang mudah dilipat.
Selain itu soal deret angka acak tadi tidak hanya berada di satu halaman. Namun dua halaman bolak-balik.
Cara Penilaian Tes Pauli
Ada beberapa aspek utama penilaian tes Pauli yaitu sebagai berikut:
- Jumlah total angka yang berhasil dihitung
- Kurva penyimpangan yang berasal dari tanda stop setiap 3 menit
- Jumlah error atau kesalahan hitung atau terlongkap
- Jumlah hitungan yang dikoreksi
- Titik puncak, yaitu jumlah terbanyak pada setiap garis
- Tinggi, yaitu jarak antara hitungan terendah dengan tertinggi
- Hasil Awal yaitu jumlah hitungan pada baris pertama
- Penurunan Awal yaitu anomali atau adanya penurunan jumlah hitungan
Melalui buku Test Inventory Fakultas Psikologi Universitas Medan Area, Berdasarkan aspek-aspek tadi, maka Anda bisa menilai beberapa hal berikut:
- Semakin besar jumlah total angka yang berhasil dihitung, maka semakin besar pula potensi orang tersebut ketika melakukan pekerjaan
- Apabila kurva penyimpangan cenderung stabil, maka orang tersebut memiliki tingkat kematangan emosi yang baik saat bekerja dan cenderung bisa bekerja di bawah tekanan
- Semakin sedikit error, maka semakin teliti orang tersebut
- JIka terdapat hitungan yang dikoreksi, berarti orang tersebut mampu mengontrol masalah di dalam pekerjaan
- Jika titik puncak berubah pada baris-baris awal, orang tersebut cenderung cepat lelah
- Jika Hasil Awal cukup besar, berarti orang tersebut memiliki kesiapan kerja yang baik
- Jika terdapat banyak Penurunan Awal, maka orang tersebut cenderung sulit menghadapi masalah dalam pekerjaan
Cara Mengerjakan Tes Pauli
Sama seperti tes psikologi yang lain, pengerjaan tes Pauli sejatinya cukup mudah yaitu sebagai berikut.
- Pengerjaan dilakukan secara serentak setelah aba-aba dimulai oleh instruktur
- Pada lembar soal, Anda akan menemukan kombinasi angka unik. Kerjakan dari sisi paling kiri atas
- Selanjutnya, jumlahkan dua angka vertikal yang saling berdekatan
- Hasil penjumlahan ditulis di sebelah kanan dan di antara dua angka tadi
- Jika hasil penjumlahan dua digit, maka yang ditulis adalah angka terakhirnya. Misal, 9+5=14, maka yang ditulis hanya angka 4 saja
- JIka salah dalam menjumlahkan, cukup coret angka tersebut dan tulis angka yang benar di sebelah angka yang dicoret tadi
- Jika ada penjumlahan yang terlewat, abaikan
- Selama tes berlangsung, instruktur akan memberikan aba-aba setiap 3 menit sekali. Aba-aba tersebut berupa perintah untuk memberikan tanda garis pada penjumlahan akhir
- Memberikan tanda garis bukan berarti pengerjaan berhenti dan terus melanjutkan perhitungan ke angka selanjutnya
Tips Mengerjakan Tes Pauli
Sejatinya, tidak ada tips atau trik khusus ketika mengerjakan tes pauli. Namun, sama seperti tes psikologi lainnya, hasil tes akan sangat dipengaruhi dengan kondisi psikis dan fisik orang tersebut.
Lantas, apa saja yang harus dipersiapkan ketika ingin mengerjakan tes pauli?
- Sebelum tes, pastikan Anda tidur yang cukup dan jangan begadang
- Saat mengerjakan, fokus pada lembar soal Anda sendiri dan hiraukan peserta lain yang sudah berganti kertas
- Ikuti simulasi tes Pauli yang ada di internet. Banyak website penyedia simulasi tes Pauli yang bisa Anda temukan
- Dalam tes Pauli terdapat banyak matriks, Anda bisa berlatih untuk memfokuskan diri pada masing-masing matriks. Misalnya, berusaha untuk tidak ada error atau koreksi, kemudian berlatih berhitung cepat, dan berlatih agar hasil hitungan tetap stabil
Itu lah dia penjelasan singkat mengenai tes Pauli mulai dari cara penilaian hingga perbedaanya dengan tes Kraepelin.
Meski begitu, di era industri teknologi 4.0, sekadar menggunakan alat tes psikologi saja tidak cukup. Anda juga membutuhkan teknologi pendukung agar proses rekrutmen berjalan secara cepat dan efektif, salah satunya software HRIS Mekari Talenta yang memiliki fitur rekrutmen online yang lengkap.
Melalui fitur Recruitment, perusahaan dapat dengan mudah mengelola proses asesmen kandidat calon karyawan dengan berbagai metode yang disediakan oleh Mekari Talenta.
Selain itu, Mekari Talenta juga menawarkan berbagai fitur HRIS lainnya yang mempermudah pengelolaan sumber daya perusahaan dari kebutuhan karyawan hingga aset perusahaan.
Tertarik menggunakan Mekari Talenta? Segera konsultasikan kebutuhan HR Anda dengan tim sales kami sekarang juga.