Mau tahu contoh pertentangan, contoh kasus konflik dalam organisasi perusahaan, hingga contoh manajemen konflik dan cara mengatasi konflik karyawan perusahaan? Di blog Mekari Talenta akan dibahas beberapa kasus konflik dalam perusahaan dan penyelesaiannya.
Konflik karyawan menjadi hal yang umum dijumpai bagi tim HR yang bergelut dengan persoalan karyawan di perusahaan. Mulai dari atasan yang mengeluh tentang kinerja bawahannya, seorang karyawan yang bermasalah dengan karyawan lainnya, karyawan yang kerjanya tidak optimal karena masalah personal, dan sebagainya.
Beberapa permasalahan tersebut mungkin terdengar sederhana, namun bagaimana mengatasi adanya konflik kerja tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi tim HR.
Selain itu, konflik-konflik tersebut tentunya akan memengaruhi produktivitas kerja karyawan. Oleh karena itu, sebagai tim HR, perlu tahu bagaimana cara mengatasi konflik karyawan perusahaan.
Juga perlu bagi Anda untuk mengetahui konflik yang sering terjadi di perusahaan serta mencari tahu solusinya. Jangan sampai dengan konflik yang terjadi tersebut banyak pekerjaan karyawan yang terbengkalai dan karyawan menjadi tidak nyaman bekerja.
Contoh Konflik Yang Sering Terjadi Di Organisasi Perusahaan
Berikut ini adalah contoh pertentangan, contoh kasus konflik dalam organisasi perusahaan, hingga konflik-konflik karyawan yang sering terjadi di perusahaan dan bagaimana cara mengatasinya.
1. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah jenis konflik yang terjadi di dalam diri individu ketika mereka menghadapi tekanan, tuntutan, atau dilema yang bersifat internal. Dalam konteks organisasi perusahaan, konflik ini biasanya muncul ketika seorang karyawan dihadapkan pada tugas yang terlalu banyak, tenggat waktu yang sempit, atau tanggung jawab yang tidak sesuai dengan kapasitas dan keahliannya. Konflik ini juga bisa terjadi karena benturan antara nilai-nilai pribadi dengan nilai atau budaya organisasi, atau ketika seseorang mengalami kebingungan mengenai peran dan harapannya di dalam organisasi.
Misalnya, seorang staf marketing merasa harus meningkatkan target penjualan karena tekanan dari manajer, tetapi pada saat yang sama ia merasa kemampuan dan sumber daya yang tersedia tidak memadai. Situasi ini dapat memunculkan stres kerja, kebingungan emosional, dan menurunnya produktivitas. Dalam jangka panjang, konflik intrapersonal yang tidak diatasi dapat memicu burnout atau keinginan untuk mengundurkan diri dari perusahaan.
Manajemen sumber daya manusia harus mampu mendeteksi dan menangani jenis konflik ini melalui pendekatan personal, seperti konseling, pelatihan manajemen waktu, atau pengaturan ulang beban kerja. Dengan begitu, perusahaan bisa menjaga kesehatan mental karyawannya dan mempertahankan produktivitas.
2. Konflik Antar Individu
Konflik antar individu terjadi ketika dua atau lebih karyawan mengalami perbedaan dalam hal pandangan, kepribadian, atau pendekatan kerja. Jenis konflik ini sering ditemukan dalam tim kerja atau antara atasan dan bawahan. Sumber konflik bisa berasal dari gaya komunikasi yang berbeda, ego pribadi, kesalahpahaman, atau ketidaksesuaian dalam cara menyelesaikan tugas.
Contoh yang umum terjadi adalah ketika seorang manajer memberikan instruksi secara langsung dan tegas, tetapi bawahannya lebih menyukai pendekatan yang kolaboratif. Ketidaksesuaian ini bisa memicu konflik yang menyebabkan hubungan kerja menjadi renggang dan menurunkan efektivitas tim.
Untuk menangani konflik antar individu, perusahaan perlu memfasilitasi komunikasi terbuka dan pelatihan soft skill seperti empati, kepemimpinan, dan resolusi konflik. Penerapan sistem umpan balik dua arah juga dapat memperkecil kemungkinan kesalahpahaman dan memperbaiki hubungan antar individu di lingkungan kerja.
3. Konflik antara Individu dan Kelompok
Jenis konflik ini terjadi ketika seorang karyawan merasa nilai, pendapat, atau tindakannya bertentangan dengan norma atau tekanan yang berasal dari kelompok kerja. Individu yang tidak sejalan dengan arus kelompok dapat merasa dikucilkan, tidak dihargai, atau ditekan untuk menyesuaikan diri, yang pada akhirnya memicu ketegangan psikologis dan produktivitas yang menurun.
Misalnya, seorang staf yang menolak ikut serta dalam praktik tidak etis yang dilakukan oleh mayoritas tim dapat mengalami tekanan sosial atau bahkan intimidasi. Dalam jangka panjang, konflik ini bisa menciptakan ketidakharmonisan tim dan meningkatkan risiko turnover.
Manajemen perusahaan harus menciptakan budaya kerja yang inklusif dan menghargai perbedaan pendapat. Penguatan nilai integritas, keterbukaan terhadap keberagaman, dan kebijakan non-diskriminatif sangat penting untuk mencegah dan mengatasi konflik antara individu dan kelompok.
4. Konflik Antar Kelompok dalam Organisasi yang Sama
Konflik antar kelompok biasanya melibatkan dua atau lebih divisi atau departemen dalam satu organisasi. Konflik ini dapat muncul karena perbedaan tujuan, kompetisi sumber daya, atau perbedaan pandangan dalam pengambilan keputusan strategis. Misalnya, divisi pemasaran ingin segera meluncurkan kampanye promosi, sementara divisi produksi merasa belum siap untuk memenuhi permintaan pasar.
Ketidakseimbangan ini dapat menimbulkan friksi yang menghambat sinergi antardepartemen. Jika dibiarkan, konflik ini akan berdampak buruk terhadap efisiensi organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menerapkan koordinasi lintas departemen yang efektif, serta memperkuat komunikasi dan kolaborasi antar tim.
5. Konflik Antar Organisasi
Konflik antar organisasi biasanya muncul dalam konteks persaingan bisnis, kolaborasi yang gagal, atau perbedaan tujuan antara mitra strategis. Contohnya adalah dua perusahaan yang bersaing di pasar yang sama dan terlibat dalam perang harga, yang berujung pada perselisihan hukum atau tindakan tidak etis.
Konflik seperti ini tidak hanya berdampak pada citra perusahaan di mata publik, tetapi juga bisa mempengaruhi stabilitas operasional dan kepercayaan stakeholder. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menjaga etika bisnis dan membangun mekanisme penyelesaian konflik eksternal, seperti mediasi atau arbitrase, untuk menyelesaikan konflik dengan pihak luar secara profesional.
6. Konflik Tugas (Task Conflict)
Konflik tugas adalah konflik yang berakar pada perbedaan pendapat atau pendekatan mengenai cara menyelesaikan pekerjaan atau mencapai tujuan tertentu. Meskipun konflik jenis ini bisa menjadi pemicu kreativitas jika dikelola dengan baik, namun bila tidak ditangani secara tepat, dapat menimbulkan ketegangan dan memperlambat penyelesaian tugas.
Contoh yang sering terjadi adalah dalam proyek lintas fungsi, di mana tim IT dan tim pemasaran memiliki pandangan berbeda tentang fitur produk yang harus diprioritaskan. Untuk mengatasi konflik ini, diperlukan proses diskusi yang terbuka, transparan, dan berbasis data sehingga keputusan akhir didasarkan pada tujuan bersama.
7. Konflik Hubungan Antar Anggota
Konflik hubungan interpersonal merupakan bentuk konflik yang terjadi karena perbedaan kepribadian, gaya komunikasi, atau persepsi antar karyawan. Konflik ini sering kali bersifat emosional dan dapat merusak suasana kerja.
Sebagai contoh, dua karyawan yang tidak akur karena perbedaan gaya komunikasi bisa menghindari interaksi, bahkan menolak bekerja dalam tim yang sama. Jika tidak diselesaikan, konflik ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat.
Solusi yang dapat diterapkan antara lain pelatihan komunikasi efektif, kegiatan team building, dan peran aktif HR dalam memfasilitasi mediasi antarpihak yang berseteru.
8. Sikap Saling Mempertahankan Pendapat
Dalam beberapa situasi, konflik muncul karena setiap individu atau kelompok bersikeras mempertahankan pendapat masing-masing tanpa membuka diri untuk kompromi. Kondisi ini bisa menghambat proses pengambilan keputusan dan menciptakan kebuntuan dalam diskusi.
Sebagai ilustrasi, dua manajer dari divisi berbeda berselisih paham tentang arah strategi perusahaan dan masing-masing menolak untuk berkompromi. Akibatnya, keputusan strategis yang seharusnya diambil dengan cepat menjadi tertunda.
Penting bagi organisasi untuk menanamkan budaya musyawarah dan pendekatan berbasis data agar keputusan dapat diambil secara objektif, bukan berdasarkan ego semata.
9. Rasa Ketidakpuasan
Ketidakpuasan dalam organisasi dapat berasal dari berbagai faktor, seperti ketidakadilan dalam pembagian tugas, ketimpangan kompensasi, atau kurangnya apresiasi dari atasan. Ketidakpuasan ini dapat berkembang menjadi konflik terbuka jika tidak segera ditangani.
Misalnya, karyawan yang merasa tidak diakui kontribusinya dalam sebuah proyek mungkin menunjukkan penurunan semangat kerja atau bahkan menyebarkan pengaruh negatif kepada rekan kerja lain. Untuk mencegah hal ini, penting bagi perusahaan untuk secara rutin melakukan survei kepuasan kerja, membuka jalur komunikasi antara karyawan dan manajemen, serta memberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi.
Dengan memahami berbagai bentuk konflik yang bisa terjadi di lingkungan organisasi, manajemen dapat mengambil langkah proaktif dalam mencegah dan menangani konflik. Pendekatan yang tepat akan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, produktif, dan mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara berkelanjutan.
Contoh Manajemen Atasi Kasus Konflik Karyawan di Organisasi Perusahaan
Disini Mekari Talenta juga akan diberitahukan bagaimanan contoh manajemen konflik yang bisa dilakukan di perusahaan.
1. Contoh Kasus Konflik Antar Atasan dan Bawahan
Latar belakang dan kepribadian karyawan yang beragam membuat konflik atau masalah dalam hubungan kerja menjadi hal yang sangatlah wajar. Contoh contoh pertentangan, kasus konflik dalam organisasi perusahaan, yang paling sering dijumpai adalah konflik antar atasan dan bawahan.
Alasan yang diberikan pun beragam, mulai dari bawahan yang tidak memberikan kinerja memuaskan, atasan gagal memberikan feedback terhadap kinerja bawahan, atau sekedar kesalahan berkomunikasi.
Mungkin konflik ini terdengar sepele, namun satu hal yang menyebabkan masalah ini bisa menjadi berbahaya pada perusahaan adalah ketika konflik tersebut memengaruhi kinerja karyawan. Jika hal tersebut terjadi, pencapaian tujuan seperti yang telah direncanakan untuk produktivitas perusahaan akan terhambat.
Sebelum itu terjadi, HRD perlu tahu bagaimana cara mengatasi konflik karyawan perusahaan tersebut. Dengan demikian, penting juga bagi perusahaan untuk bisa mengatasi konflik antar atasan dan bawahan tersebut secara bijaksana.
Dari contoh pertentangan, dan kasus konflik dalam organisasi perusahaan, salah satu solusi contoh manajemen konflik yang tepat adalah dengan menjadikan tim HR sebagai pihak penengah yang akan membantu keduanya memilah permasalahan profesional dan pribadi. Penting bagi tim HR untuk netral dalam membantu dan menyikapi masalah dengan lebih bijak dan tepat.
Baca Juga : Keuntungan Menggunakan Aplikasi Software Attendance Management
2. Contoh Kasus Konflik Antar Karyawan
Perlu diketahui bahwa tidak semua masalah karyawan melibatkan atasannya. Pada beberapa hal, konflik pun bisa terjadi antara sesama karyawan. Misalnya, saat mereka memiliki perbedaan pendapat tentang bagaimana melakukan sesuatu, atau saat seorang karyawan merasa direndahkan karyawan lainnya.
Konflik tersebut bisa menjadi serius apalagi jika mengakibatkan rusaknya kerja sama dalam perusahaan. Dampaknya, lingkungan kerja tidak lagi kondusif dan mungkin akan mengganggu karyawan lainnya yang awalnya tidak terlibat.
Solusinya, tim HR perlu tahu cara mengatasi konflik antar karyawan di perusahaan. Misalnya salah satu contoh manajemen konflik ini di dalam perusahaan adalah dengan melakukan mediasi dan menjadi mediator agar konflik tersebut tidak menjadi lebih besar.
Mediasi menjadi proses dengan beberapa langkah spesifik yang dapat Anda lakukan untuk mencapai hasil yang solutif dan diterima semua orang.
Baca Juga : Metode Absensi Kehadiran Kerja Secara Daring Pengganti Absen Mesin Fingerprint Kantor
3. Contoh Kasus Konflik “Beda Gaya Kerja” Di Dalam Perusahaan
Lalu contoh pertentangan, dan contoh kasus konflik lain yang sering terjadi adalah perbedaan gaya kerja, baik antara sesama karyawan ataupun antara atasan dan bawahan. Sebagai contoh kasus konflik dalam organisasi yang ini terjadi karena atasan menginginkan pekerjaan yang diselesaikan membuahkan hasil secara cepat.
Sedangkan bawahan adalah pribadi yang berhati-hati dalam bekerja dan mengambil keputusan sehingga terkesan lambat dalam menyelesaikan pekerjaan. Konflik umumnya muncul karena perbedaan ini. Maka, pemahaman akan perbedan ini menjadi bagian penting dalam operasional sebuah perusahaan.
Mungkin salah satu cara mengatasi konflik “beda gaya kerja” ini adalah dengan menempatkan posisi karyawan sesuai dengan profil yang ada pada diri karyawan. Apa yang akan terjadi jika seorang karyawan yang cenderung berhati-hati ditempatkan disebuah posisi yang menuntut pengambilan keputusan secara cepat?
Tentu saja, keputusan akan cenderung lambat dikeluarkan, dan mungkin saja target kerja juga tidak akan tercapai. Oleh karena itu, salah satu contoh manajemen konflik dan solusi untuk mengatasinya adalah dengan menempatkan posisi karyawan sesuai dengan karakter dirinya.
Setidaknya, tempatkan karyawan dalam posisi yang mampu mengembangkan kemampuan karyawan kedepan.
Baca Juga : Proses Reimburse Atau Reimbursement Adalah Lebih Cepat Dengan Cara Ini
4. Kasus Konflik Personal Karyawan
Masalah personal karyawan menjadi konflik lain yang sering terjadi di perusahaan. Ini memang menjadi salah satu contoh pertentangan, contoh kasus konflik karyawan di perusahaan yang sering ditemukan.
Lalu bagaimana contoh manajemen konflik, dan cara mengatasi konflik terkait personal karyawan ini? Apalagi tim HR memang memiliki batasan untuk masuk ke dalam wilayah privasi karyawan sehingga tidak boleh terkesan ikut campur dalam masalah personal yang ada.
Namun, karena divisi HRD bertugas mengelola urusan karyawan, kinerja karyawan sehari-hari hingga proses pencapaian target, maka perlu juga untuk mengamati bagaimana perubahan perilaku karyawan yang mengalami konflik personal tersebut.
Sebagai contoh, saat karyawan yang dulunya rajin berangkat kerja, sekarang mulai sering izin tidak masuk kerja. Atau saat seorang karyawan yang dulunya disiplin dengan jam masuk kerja kini mulai sering terlambat.
Perubahan perilaku seperti itu yang perlu diamati. Jika hal tersebut dibiarkan begitu saja, maka kemungkinan kinerja karyawan tersebut akan menurun dan produktivitas kerja perusahaan akan terganggu. Tim HR bisa melakukan proses coaching dan counselling sebagai solusi, menjelaskan sudut pandang dari manajemen terkait perubahan karyawan tersebut.
Misalnya, karyawan akan dinilai tidak berprestasi dan tidak profesional oleh manajemen. Tak hanya itu, tim HR perlu memberikan solusi yang bijak untuk permasalahan yang ada.
Baca Juga : Contoh Absensi Online Gratis Dengan Web Google Forms Hingga Aplikasi Mobile App Berbasis Android
Mekari Talenta Adalah Solusi Terbaik Kelola Karyawan Perusahaan
Untuk kelola karyawan lebih baik, Anda bisa mempercayakan hal itu pada layanan software HRIS Mekari Talenta. Dalam hal ini, memberi solusi bagi pokok masalah yang ada, ataupun sekedar ingin tahu masalah yang ada, akan menimbulkan pemahaman dari karyawan seberapa tim HR mampu bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang HR dapat dibantu dengan sejumlah aplikasi seperti aplikasi simpeg berbasis cloud seperti Mekari Talenta yang membantu menyelesaikan permasalahan administrasi yang sering timbul pada suatu perusahaan.
Saya Mau Coba Gratis Mekari Talenta Sekarang!
atau
Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Talenta Sekarang!
Mengingat sumber daya manusia menjadi salah satu aset terpenting dalam perusahaan.
Oleh karena itu, mulailah mencari tahu apakah karyawan di perusahaan memiliki konflik seperti yang telah dijelaskan di atas. Lalu mulai cari tahu juga bagaimana cara mengatasi konflik yang ada, dari beberapa contoh manajemen konflik dalam organisasi yang bisa dipelajari. Mulai memberikan perhatian lebih dan jangan pernah mengabaikan keluhan karyawan agar karyawan merasa dihargai.
Dengan demikian, karyawan akan lebih semangat dan produktif dalam bekerja. Dari beberapa contoh pertentangan, contoh kasus konflik dalam organisasi perusahaan yang sering terjadi anda bisa memahami konflik personal karyawan. Anda juga bisa mengecek perubahan-perubahan seperti jam masuk kerja atau cuti karyawan melalui software HR.
Layanan Mekari Talenta sebagai aplikasi karyawan berbasis Android dan macOS dapat membantu Anda mengelola proses penggajian dengan aplikasi slip gaji online, pemotongan pajak, BPJS, pengajuan cuti dan software absensi karyawan secara real time.
Ingin tahu lebih lanjut tentang layanan software HRD dari Mekari Talenta? Yuk daftarkan perusahaan Anda di Mekari Talenta sekarang juga dan nikmati kelengkapan fiturnya! Atau anda bisa coba gratis Talenta sekarang dengan klik disini.
Referensi:
- https://journal-stiayappimakassar.ac.id/index.php/srj/article/download/1637/1994/6719
- https://glorespublication.org/index.php/cendib/article/download/355/224/2352
- https://repository.unikom.ac.id/67327/1/konflik%20dalam%20organisasi.pdf
- https://updkediri.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/Pandoe-Bimowati-Manajemen-Konflik-Dalam-Perspektif-Human-Relation.pdf
- https://jurnalistiqomah.org/index.php/jimea/article/view/81/80