HR Planning 6 min read

Mengatasi Career Plateau: Strategi Meningkatkan Karier Karyawan

Tayang
11 Apr, 2025
Di tulis oleh:
Foto profil Jordhi Farhansyah
Jordhi Farhansyah

Pernah kah Anda merasa stuck dalam satu pekerjaan yang monton dan mungkin merasa karier Anda tidak ke mana-mana? Boleh jadi, Anda mengalami career plateau.

Fenomena ini cukup umum dan bisa menghambat karier seseorang. Lalu bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan dari artikel Mekari Talenta berikut ini.

Talenta.co

Apa Itu Career Plateau?

Career plateau adalah kondisi ketika seseorang merasa perkembangan kariernya terhenti atau tidak lagi mengalami kemajuan signifikan, baik dalam hal promosi jabatan, peningkatan tanggung jawab, maupun pengembangan keterampilan.

Fenomena ini bisa dialami oleh karyawan di berbagai level, dan sering kali memunculkan perasaan stagnasi, demotivasi, atau kebingungan terkait arah karier ke depan. Career plateau umumnya terjadi ketika karyawan telah mencapai posisi tertentu dalam struktur organisasi dan tidak ada lagi ruang untuk naik, atau ketika peluang pengembangan sangat terbatas.

Terdapat dua jenis career plateau, yakni structural plateau dan content plateau. Structural plateau terjadi ketika struktur organisasi tidak memungkinkan adanya promosi lebih lanjut, sehingga karyawan tidak dapat naik jabatan meskipun memiliki kinerja baik.

Sementara itu, content plateau merujuk pada situasi di mana pekerjaan sehari-hari menjadi monoton dan tidak lagi memberikan tantangan baru, meskipun posisi atau jabatan tidak berubah. Kedua jenis plateau ini dapat menghambat motivasi dan keterlibatan kerja dalam jangka panjang.

Untuk mengatasi career plateau, baik individu maupun perusahaan perlu mengambil langkah proaktif. Karyawan dapat mencari peluang pengembangan melalui pelatihan, rotasi kerja, atau proyek lintas tim untuk memperkaya pengalaman.

Di sisi lain, perusahaan juga bisa menciptakan jalur karier yang fleksibel, menyediakan mentoring, atau memberikan ruang eksplorasi peran baru agar karyawan tetap termotivasi. Menyadari dan menangani career plateau secara dini sangat penting untuk mempertahankan semangat kerja dan keberlanjutan karier.

Baca juga: Meningkatkan Candidate Experience dalam Proses Rekrutmen

Tanda dan Gejala Career Plateau

Mengatasi Career Plateau: Strategi Meningkatkan Karier Karyawan

Career plateau atau titik jenuh karier terjadi ketika seseorang merasa perkembangan kariernya terhenti atau stagnan. Ini bisa bersifat fungsional (tidak ada kenaikan tanggung jawab), struktural (tidak ada posisi lebih tinggi tersedia), atau konten (tidak ada tantangan baru dalam pekerjaan).

Tanda-tandanya bisa terlihat secara emosional, perilaku, maupun performa kerja.

Berikut beberapa tanda dan gejala career plateau:

1. Kehilangan Motivasi dan Semangat Kerja

Individu merasa tidak lagi antusias menjalani pekerjaan sehari-hari. Pekerjaan yang dulunya menantang kini terasa monoton. Ini bisa terlihat dari menurunnya inisiatif, kreativitas, dan antusiasme untuk berkontribusi lebih dalam tim atau proyek.

2. Minimnya Kesempatan Promosi atau Pengembangan

Merasa sudah lama di posisi yang sama tanpa peluang naik jabatan, mendapat pelatihan, atau proyek baru. Bahkan ketika performa kerja tergolong baik, tidak ada perkembangan karier yang jelas dari perusahaan.

3. Penurunan Kinerja dan Produktivitas

Seiring dengan turunnya semangat kerja, kinerja pun bisa ikut menurun. Orang yang mengalami career plateau cenderung bekerja hanya untuk menyelesaikan tugas, bukan untuk berkembang atau berprestasi.

4. Meningkatnya Rasa Bosan dan Ketidakpuasan Kerja

Rasa bosan berkepanjangan terhadap rutinitas kerja adalah salah satu sinyal kuat. Ini sering kali disertai dengan ketidakpuasan terhadap pekerjaan, atasan, atau budaya perusahaan secara umum.

5. Berpikir untuk Beralih Karier atau Pindah Perusahaan

Ketika merasa tidak ada jalan keluar dari stagnasi, banyak orang mulai mempertimbangkan resign atau bahkan berganti profesi secara total demi mendapatkan tantangan dan ruang tumbuh yang lebih baik.

Kalau kamu atau tim HR di perusahaan mulai melihat tanda-tanda ini pada karyawan, penting untuk segera mengambil tindakan—baik melalui program pengembangan karier, rotasi pekerjaan, coaching, atau membuka jalur komunikasi dua arah dengan manajer.

Baca juga: Human Capital: Pengertian, Jenis, dan Contoh Tugasnya

Penyebab Career Plateau

Career plateau bisa terjadi karena berbagai faktor, baik dari dalam diri individu (internal) maupun dari lingkungan atau organisasi tempat mereka bekerja (eksternal). Memahami penyebab ini penting agar baik karyawan maupun perusahaan bisa mengambil langkah pencegahan atau perbaikan yang tepat.

Faktor Internal

1. Kurangnya Inisiatif dan Pengembangan Diri

Ketika seseorang tidak lagi proaktif dalam mencari tantangan, mengembangkan keterampilan baru, atau mengambil tanggung jawab tambahan, peluang karier bisa menjadi terbatas. Rasa puas yang berlebihan atau zona nyaman sering kali menjadi penghambat pertumbuhan.

2. Kurangnya Keterampilan atau Kompetensi yang Relevan

Dunia kerja terus berkembang. Jika individu tidak mengikuti perkembangan industri atau teknologi, mereka bisa tertinggal. Akibatnya, meskipun sudah berpengalaman, mereka dianggap kurang kompetitif untuk posisi yang lebih tinggi.

3. Motivasi dan Ambisi yang Menurun

Ketika seseorang merasa lelah secara mental atau kehilangan arah tujuan karier, mereka bisa berhenti berusaha naik level. Ini bisa dipicu oleh kelelahan kerja (burnout), ketidakpuasan terhadap pekerjaan, atau tidak merasa cocok dengan jalur karier yang sedang dijalani.

4. Keseimbangan Hidup yang Berubah

Perubahan prioritas hidup seperti membangun keluarga atau ingin lebih fokus pada kesehatan bisa membuat seseorang memilih untuk tidak mengejar jenjang karier lebih tinggi.

Faktor Eksternal

1. Struktur Organisasi yang Terbatas

Di perusahaan yang kecil atau tidak tumbuh dengan cepat, sering kali tidak ada posisi lebih tinggi yang tersedia. Akibatnya, karyawan tidak memiliki ruang untuk naik jabatan meskipun performa mereka baik.

2. Kurangnya Dukungan dari Atasan atau Manajemen

Jika atasan tidak memberikan kesempatan berkembang, feedback konstruktif, atau akses ke pelatihan dan proyek penting, karyawan bisa merasa terhambat dalam pertumbuhannya.

3. Budaya Perusahaan yang Tidak Mendorong Pengembangan Karier

Beberapa perusahaan belum memiliki sistem karier yang jelas, jalur promosi yang transparan, atau program pengembangan karyawan. Ini membuat karyawan kesulitan melihat masa depan di perusahaan tersebut.

4. Persaingan Internal yang Tinggi atau Politik Kantor

Lingkungan kerja yang kompetitif secara tidak sehat atau terlalu banyak dinamika politik bisa menghambat individu yang sebenarnya layak naik jabatan, tetapi tidak memiliki “koneksi” atau dukungan yang cukup.

5. Kondisi Ekonomi atau Industri yang Tidak Stabil

Dalam masa krisis atau ketika industri sedang mengalami perubahan besar, perusahaan mungkin melakukan pembekuan promosi, pengurangan karyawan, atau restrukturisasi. Hal ini bisa menghambat perkembangan karier meskipun karyawan berkinerja baik.

Dengan memahami faktor-faktor di atas, baik karyawan maupun tim HR bisa bekerja sama untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi career plateau sebelum menjadi masalah jangka panjang. Perencanaan karier yang jelas, komunikasi terbuka, dan peluang pengembangan diri menjadi kunci untuk menjaga semangat dan pertumbuhan profesional.

Baca juga: Flexible Working Arrangement: Pengertian, Manfaat, dan Implementasi

Strategi Mengatasi Career Plateau Bagi HR Perusahaan dan Karyawan Bersangkutan

Mengatasi Career Plateau: Strategi Meningkatkan Karier Karyawan

1. Pengembangan Keterampilan Baru (Kursus, Pelatihan)

Mengikuti pelatihan atau kursus memungkinkan karyawan memperluas kompetensinya dan tetap relevan dengan kebutuhan industri yang terus berubah. HR dapat menyediakan akses ke program pelatihan internal, kursus daring, atau subsidi pelatihan eksternal sebagai bentuk investasi terhadap pengembangan karyawan.

Bagi individu, inisiatif untuk belajar hal baru seperti kepemimpinan, manajemen proyek, atau keterampilan teknis tertentu dapat membuka jalan menuju peluang karier yang lebih tinggi.

2. Membangun Jaringan Profesional

Terlibat dalam komunitas profesional, menghadiri konferensi, atau aktif di platform seperti LinkedIn dapat membantu karyawan terhubung dengan orang-orang dari industri lain atau yang memiliki pengalaman berbeda.

Ini tidak hanya membuka wawasan, tetapi juga bisa memperluas peluang kerja dan kolaborasi. Dari sisi HR, mendorong partisipasi karyawan dalam kegiatan networking atau asosiasi industri akan memperkaya perspektif mereka dan meningkatkan eksposur profesional.

3. Mencari Mentor atau Pelatih Karier

Mentor dapat memberikan bimbingan praktis berdasarkan pengalaman nyata dan membantu karyawan melihat potensi serta arah karier yang belum tergali. HR dapat menginisiasi program mentoring internal dengan melibatkan pimpinan atau senior sebagai pembimbing.

Sementara itu, pelatih karier profesional dari luar organisasi juga bisa menjadi solusi bagi karyawan yang membutuhkan panduan lebih terstruktur dalam menyusun rencana pengembangan jangka panjang.

4. Mencoba Peran atau Proyek Baru

Rotasi kerja, penugasan lintas divisi, atau proyek-proyek strategis dapat memberikan tantangan baru dan menghindarkan rasa jenuh. HR bisa mengidentifikasi karyawan yang mengalami stagnasi dan memberi mereka kesempatan untuk mengambil peran baru yang sesuai dengan potensi mereka.

Bagi karyawan, ini adalah peluang untuk membangun portofolio yang lebih luas dan membuktikan kemampuan mereka dalam konteks berbeda.

5. Menetapkan Tujuan Baru dan Rencana Aksi

Menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dapat menghidupkan kembali semangat kerja yang sempat meredup. HR dapat membantu dengan menyediakan sesi perencanaan karier atau career mapping secara berkala, agar karyawan punya arah yang jelas.

Di sisi lain, karyawan perlu proaktif mengevaluasi pencapaian sebelumnya dan membuat rencana yang realistis namun menantang untuk mendorong diri keluar dari stagnasi.

Dengan kolaborasi yang baik antara HR dan karyawan, career plateau bukanlah akhir dari perjalanan karier, melainkan titik untuk berbenah dan bangkit menuju pertumbuhan yang lebih bermakna.

Kesimpulan

Career plateau adalah kondisi stagnasi karier yang dapat terjadi pada siapa saja—baik karena keterbatasan dari dalam diri maupun faktor eksternal organisasi. Jika dibiarkan, hal ini bisa menurunkan motivasi, produktivitas, hingga berdampak pada performa kerja jangka panjang.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan karyawan untuk secara aktif mengenali tanda-tanda career plateau dan segera mengambil langkah strategis untuk mengatasinya.

Dengan pendekatan seperti pengembangan keterampilan, perluasan jejaring, hingga dukungan dari HR melalui program mentoring dan rotasi kerja, kondisi ini bisa diubah menjadi peluang pertumbuhan baru. Kunci utamanya adalah kesadaran, komunikasi yang terbuka, dan sistem pengelolaan SDM yang mendukung perjalanan karier setiap individu.

Gunakan Mekari Talenta untuk membantu perusahaan memetakan potensi karyawan, menyediakan pelatihan yang relevan, dan mendukung sistem manajemen SDM yang lebih efektif. Dengan fitur-fitur seperti Performance Management dan Learning Management, Anda dapat memastikan setiap talenta berkembang sesuai arah karier yang jelas dan berkelanjutan.

Tunggu apalagi? Coba gratis demo aplikasinya dengan menghubungi tim sales Mekari Talenta sekarang juga.

Referensi:

BambooHR, “Career Plateau”

Seberapa bermanfaat postingan ini untuk Anda?

Beri penilaian Anda dengan bintang di bawah ini!

Rating rata-rata / 5. Jumlah Voting:

Belum ada penilaian sejauh ini! Jadilah yang pertama menilai artikel ini.

Image
Jordhi Farhansyah Penulis
Penulis yang selama 2 tahun terakhir fokus memproduksi konten seputar HR dan bisnis. Selain menulis, sehari-hari Jordhi juga aktif merawat hobinya di bidang fotografi analog.
WhatsApp Hubungi sales