Pernah mendengar istilah blended workforce? Istilah ini cukup dikenal di kalangan HR, khususnya dalam perencanaan SDM.
Namun apa sebenarnya blended workforce dan bagaimana menerapkannya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Blended Workforce?
Blended workforce atau tenaga kerja campuran adalah model tenaga kerja yang menggabungkan berbagai jenis karyawan, termasuk pekerja penuh waktu, paruh waktu, pekerja lepas (freelancer), dan tenaga kontrak.
Model ini memungkinkan perusahaan untuk mengakses berbagai keterampilan dan keahlian tanpa harus bergantung sepenuhnya pada tenaga kerja tetap.
Mengapa Tenaga Kerja Campuran Semakin Populer di Era Digital
Dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi, tenaga kerja campuran semakin populer karena memungkinkan perusahaan untuk lebih fleksibel dalam mengelola sumber daya manusia.
Perusahaan dapat merekrut tenaga kerja dari berbagai lokasi tanpa batasan geografis serta menyesuaikan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan proyek atau beban kerja yang ada. Selain itu, tren kerja jarak jauh dan ekonomi gig juga turut mendorong adopsi model ini.
Baca juga: 9 Tantangan Rekrutmen di Tahun Ini dan Solusi untuk Mengatasinya
Manfaat Tenaga Kerja Campuran
1. Fleksibilitas dan Peningkatan Produktivitas
Dengan mengadopsi tenaga kerja campuran, perusahaan dapat dengan mudah menyesuaikan jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan bisnis. Fleksibilitas ini memungkinkan peningkatan produktivitas karena perusahaan dapat memanfaatkan keahlian yang tepat untuk tugas tertentu tanpa membebani karyawan tetap dengan pekerjaan tambahan.
2. Akses ke Talenta Global
Salah satu keuntungan utama dari tenaga kerja campuran adalah kemampuannya untuk mengakses tenaga kerja global. Perusahaan tidak lagi terbatas pada tenaga kerja lokal, tetapi dapat merekrut profesional berbakat dari berbagai belahan dunia. Hal ini memberikan keuntungan dalam mendapatkan perspektif yang lebih luas dan meningkatkan inovasi.
3. Pengurangan Biaya Operasional
Dengan memanfaatkan pekerja lepas atau kontrak untuk proyek tertentu, perusahaan dapat mengurangi biaya yang terkait dengan tunjangan karyawan tetap seperti asuransi, pajak, dan biaya fasilitas kantor. Selain itu, tenaga kerja jarak jauh dapat mengurangi kebutuhan ruang kantor fisik, yang berdampak pada penghematan biaya operasional.
Tantangan dalam Mengelola Blended Workforce atau Tenaga Kerja Campuran
1. Komunikasi dan Kolaborasi yang Efektif
Dengan keberagaman dalam struktur tenaga kerja, tantangan utama adalah memastikan komunikasi yang lancar antara pekerja tetap, pekerja jarak jauh, dan freelancer. Perbedaan zona waktu, bahasa, dan preferensi komunikasi dapat menjadi hambatan dalam kolaborasi tim.
2. Keterlibatan Karyawan
Karyawan tetap mungkin merasa kurang terhubung dengan pekerja lepas atau kontrak, yang dapat menyebabkan kesenjangan dalam keterlibatan tim. Membangun rasa memiliki dan kebersamaan dalam tim yang terdiri dari berbagai jenis pekerja adalah tantangan yang harus diatasi oleh perusahaan.
3. Pengelolaan Kinerja
Menilai kinerja tenaga kerja campuran bisa menjadi lebih kompleks dibandingkan tenaga kerja tradisional. Perusahaan perlu memiliki sistem evaluasi yang mencakup tenaga kerja jarak jauh dan pekerja kontrak dengan metrik yang jelas dan dapat diukur.
Baca juga: Apa Itu On The Job Training (OJT)? Manfaat dan Tahapan Pelaksanaannya di Tempat Kerja
Strategi untuk Mengelola Tenaga Kerja Campuran
1. Membangun Budaya Kerja yang Inklusif
Perusahaan harus menciptakan budaya kerja yang inklusif di mana semua jenis pekerja merasa dihargai dan didukung. Ini bisa dilakukan melalui komunikasi yang terbuka, pengakuan terhadap kontribusi setiap individu, serta kebijakan yang memungkinkan kerja sama antara berbagai jenis pekerja.
2. Memanfaatkan Teknologi untuk Kolaborasi
Teknologi memainkan peran penting dalam menghubungkan tenaga kerja campuran. Perusahaan dapat menggunakan alat komunikasi digital, platform manajemen proyek, dan perangkat lunak kolaborasi untuk memastikan bahwa semua anggota tim tetap terhubung dan produktif.
3. Menetapkan Tujuan dan Ekspektasi yang Jelas
Agar tenaga kerja campuran dapat bekerja secara efektif, perusahaan perlu menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap proyek atau pekerjaan. Ekspektasi yang jelas mengenai tanggung jawab, tenggat waktu, dan standar kerja akan membantu mengurangi kebingungan dan meningkatkan efisiensi.
Alat dan Teknologi untuk Mendukung Tenaga Kerja Campuran
Platform Kolaborasi
- Slack – Memungkinkan komunikasi real-time dalam tim hybrid.
- Microsoft Teams – Menyediakan fitur komunikasi terpadu, termasuk obrolan, panggilan video, dan berbagi dokumen.
Alat Manajemen Proyek
- Trello – Memudahkan manajemen tugas dengan tampilan visual berbasis papan.
- Asana – Alat manajemen proyek yang memungkinkan perusahaan melacak progres pekerjaan secara efisien.
Solusi Komunikasi Video
- Zoom – Alat konferensi video yang mendukung rapat virtual untuk tenaga kerja jarak jauh.
- Google Meet – Platform komunikasi berbasis video yang terintegrasi dengan ekosistem Google Workspace.
Studi Kasus Terkait Blended Workforce
Contoh Perusahaan yang Berhasil Menerapkan Tenaga Kerja Campuran
Beberapa perusahaan besar telah berhasil menerapkan blended workforce untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi mereka. Salah satu contohnya adalah IBM, yang memanfaatkan kombinasi tenaga kerja tetap, kontrak, dan remote untuk mengoptimalkan operasional bisnis mereka.
Perusahaan teknologi seperti Upwork juga menjalankan model blended workforce dengan memanfaatkan freelancer global untuk mendukung pertumbuhan bisnis mereka. Dengan pendekatan ini, mereka dapat dengan cepat menyesuaikan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan permintaan proyek yang berubah-ubah.
Dari studi kasus di atas, ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil, yakni:
- Pentingnya teknologi dalam mengelola tenaga kerja campuran – Perusahaan yang sukses menerapkan model ini umumnya memiliki infrastruktur teknologi yang mendukung kolaborasi jarak jauh.
- Transparansi dan komunikasi yang baik – Menyusun kebijakan yang jelas dan membangun komunikasi yang efektif menjadi faktor kunci dalam keberhasilan blended workforce.
- Fleksibilitas sebagai keunggulan kompetitif – Memanfaatkan tenaga kerja campuran memungkinkan perusahaan untuk tetap kompetitif dan beradaptasi dengan perubahan pasar dengan lebih cepat.
Baca juga: Memahami Job Grading: Definisi, Metodologi, dan Manfaatnya
Kesimpulan
Blended workforce merupakan model tenaga kerja yang semakin relevan di era digital karena menawarkan fleksibilitas, akses ke talenta global, serta pengurangan biaya operasional.
Meskipun memiliki tantangan seperti komunikasi dan keterlibatan karyawan, dengan strategi yang tepat dan dukungan teknologi, perusahaan dapat mengelola tenaga kerja campuran dengan lebih efektif.
Untuk mencapai keberhasilan dalam mengelola blended workforce, perusahaan harus membangun budaya kerja yang inklusif, menetapkan tujuan yang jelas, serta memanfaatkan alat kolaborasi digital. Dengan menerapkan praktik terbaik, bisnis dapat meraih keuntungan dari model tenaga kerja yang lebih fleksibel dan efisien ini.
Nah, Anda juga bisa mengelola kehadiran karyawan dengan lebih mudah dan akurat menggunakan Mekari Talenta.
Dengan fitur Attendance Management, perusahaan dapat mencatat absensi secara real-time, memanfaatkan teknologi biometrik, GPS tracking untuk karyawan lapangan, serta integrasi dengan sistem payroll. Pastikan transparansi dan akurasi kehadiran tanpa risiko kecurangan, sekaligus meningkatkan efisiensi operasional HR. Pelajari lebih lanjut di Mekari Talenta.